melangkah atau berhenti ?



Apakah kita telah cukup ikhlas melepaskan sesuatu yang ingin kita miliki Ataukah kita seringkali hanya mundur beberapa langkah untuk kembali memulai langkah baru. Mungkin saja kemudian kita akan berlari untuk mendapatkannya tetapi berhenti sepertinya lebih dari mungkin ketika kita mulai merenung kembali untuk mundur. 

Apakah pengalaman cukup mengajarkan kita untuk belajar, ataukah segala keadaan yang terjadi hanya gambar-gambar lewat yang biasa. Seperti film yang sudah dua tiga kali kita tonton, dan kita telah tahu jalan ceritanya sehingga tanpa sadar ada elemen-elemen kecil yang kita kesampingkan. Mungkin kita belajar untuk mundur karena kita mengerti apa itu keadaan dan bagaimana harus menyikapinya, mengerti gambaran realitas dan tahu dimanakah posisi kita dalam realitas tersebut. Tetapi bila semua cerita seperti itu betapa dunia akan sangat menjadi tidak menarik.

Bila semua orang berpikir bahwa kepantasan dan ketidakpantasan selalu harus hadir dalam suatu garis pararel yang sama lurus dan satu rangkaian. Muhammad tidak mungkin rela menikahi khadijah yang janda dan charles mana boleh menikahi Diana si guru TK betapapun dia juga bangsawan. Lalu memangnya aku boleh merindukan matari itu. Kalau semua warna dan persepsi harus hanya ada dalam garis hitam dan putih betapa sulit kita mengartikan keindahan bunga.

 Saya tidak sedang mengajari anda bahwa ada kepantasan yang harus dipasangkan dengan ketidak atau sesuatu yang tidak serasi. Tetapi idealisme sebuah nilai jelas tidak mungkin begitu ideal didapatkan didunia. Bukankah firmanNya telah jelas. “ mungkin engkau tidak menyukai sesuatu padahal disitu terdapat kebaikan dan engkau menyukai sesuatu padahal disitu bersembunyi keburukan “. Cuma apakah kita mau belajar untuk tidak hanya menyadari situasi tetapi juga mengartikan segala pemahaman yang kita ketahui sebagai alasan-alasan diskusi melawan situasi yang membekap kita sehingga mundur itu. Kita tidak tahu, kita tak pernah benar-benar tahu. Saya tidak sedang coba mengajari anda. Saya sedang bicara pada diri saya sendiri.

Singkatnya ada pilihan yang harus kita pilih dengan hati-hati. Antara mundur lalu berhenti atau mundur untuk kemudian melangkah kembali atau berhenti sama sekali tanpa tahu jalan pulang & tersesat ditengah jalan. Sebenarnya apapun, bukan pilihan yang sulit bila kita mau memulai.


M Burhanudin B (dari lembar kertas yang belum selesai)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar